Seabad Jadi Misteri, Peneliti Temukan Alasan Kelinci Ini Handstand saat Lari

18 April, 2021

BELUM lama ini para ahli hewan baru mengetahui alasan mengapa kelinci bergerak dengan unik menggunakan kaki depan atau handstand saat lari cepat. Padahal, sudah lebih dari 1 abad para peneliti mengetahui karakter unik yang dimiliki oleh kelinci itu.

Sauteur d'Alfort atau lebih dikenal Alfort Jumping Rabbit telah membingungkan para ilmuwan selama lebih dari 1 dekade. Tidak seperti varietas kelinci lainnya, Sauteur d'Alfort memiliki cara gerak akrobatik yang unik.

Dalam jarak pendek ketika bergerak perlahan, mereka berjalan dengan keempat anggota badan. Meski demikian, kaki belakangnya membentur lantai satu demi satu, bukan pada saat bersamaan.

Hal unik yang benar-benar luar biasa terjadi ketika kelinci tersebut harus bergerak lebih cepat. Alih-alih melompat, ia dengan mahir mengangkat kaki belakangnya ke atas kepala dan mulai bergerak dengan kaki depannya saja.

Kelinci Sauteur d'Alfort selalu handstand saat lari. (Foto: Tangkapan layar YouTube Science News)

(Foto: Tangkapan layar YouTube Science News)

Eksperimen yang dilakukan beberapa dekade lalu menunjukkan bahwa sauteur tidak mampu melompat. Tetapi berkat teknologi modern, para ilmuwan menjadi tahu persis mengapa hal unik tersebut bisa terjadi.

Sebagaimana dilansir laman Oddity Central, Kamis (8/4/2021), eksperimen yang dilakukan sejak 1943 ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan untuk melompat yang ditunjukkan kelinci Sauteur d'Alfort bukanlah perilaku yang dipelajari, tapi hasil dari gen resesif.

Sayangnya sampai saat ini tidak ada yang tahu persis apa gen tersebut, atau bagaimana gen itu mencegah hewan melakukan apa yang dianggap alami oleh semua kelinci lain.

"Dengan teknologi modern, sangat mudah untuk beralih dari gangguan resesif sederhana ke menemukan gen," kata Leif Andersson, ahli genetika di Universitas Uppsala di Swedia.

Diduga ada yang salah dengan sumsum tulang belakang kelinci sauteur, sebab mereka tidak mengoordinasikan kaki depan dan belakangnya. Setelah melewati sejumlah penilitan, ternyata dugaan tersebut terbukti benar.

Satu penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Universitas Uppsala menunjukkan bahwa gen bengkok yang disebut RORB (RAR-related orphan receptor beta) membuat kelinci sauteur tidak mampu melompat.

RORB membantu menyampaikan informasi dan menghubungkan sisi kiri dan kanan tubuh yang penting untuk mengoordinasikan gerakan anggota tubuh. Tetapi gen yang melengkung menyebabkan kelinci terlalu melenturkan kaki belakangnya, membuat lompatan tidak mungkin untuk dilakukan.

"Apa yang terjadi saat Anda bergerak adalah neuron-neuron ini bekerja sepanjang waktu, dan mereka mengoordinasikan kontraksi otot dan menerima umpan balik tentang keseimbangan dari berbagai anggota tubuh," kata Andersson.

Koordinasi kontraksi otot tersebut tidak benar pada kelinci jenis ini. Pada dasarnya, gerakan handstand yang dilakukan kelinci sauteur d'Alfort bukanlah mutasi, melainkan solusi untuk kondisi genetik yang melemahkan dan menghalangi mereka melakukan lompatan.

Andersson menambahkan bahwa penggunaan kaki depan menyebabkan kelinci tidak menyadari rasa sakit.